Monday, February 21, 2011

Jatuh Hati

Bismillahirrahmaanirrahiim… ^^

 

 

kamu pernah jatuh hati pada aroma harum seseorang?

saya pernah. (*)

dan sampai sekarang, saya belum tahu perfume apa yang digunakannya.

 

kamu pernah jatuh hati pada barisan kata yang dituliskan seseorang ?

kalau saya, saya akan menjawab : iya… - sering malah -.

ya. saya jatuh hati pada apa yang dituliskan, bukan pada siapa penulisnya.

 

**

tapi jatuh hati saya pada yang satu ini tak kan ada yang bisa menandingi.

 

 

sesering apa saya dengan’nya’.

maka sesering itu pula saya jatuh hati pada’nya’.

bahkan.

bahkan ketika bukan saya yang sedang dengan’nya’.

bahkan.

bahkan hanya jika saya sedang duduk dekat dengan seseorang yang sedang membaca’nya’.

ya. mendengar’nya’ saja.

saya akan langsung jatuh hati.

apalagi. bila saya yang sedang bersama dengan “bahasa tak biasa” itu.

 

ia. selalulah. membuat saya jatuh hati.

kadang tersenyum lega, kadang air mata, kadang keharap-harap cemasan, kadang ketakutan, kadang hiburan.

 

saya juga yakin betul, tak hanya saya sebenarnya yang merasakan itu.

saya sangat yakin betul,

begitupun denganmu.

kau pasti jatuh hati (juga) !

 

Demi Allah, tak ada yang lebih indah dari bahasa langit itu, bahasaNya.

Meski seluruh sajak-sajak ternama dikumpulkan sekalipun.

tak kan ada satu-pun yang sanggup menandingi.

 

 

tapi jika suatu saat, saya tak lagi jatuh hati pada bahasa langit itu.

Maka saya sadar betul, kalau sedang ada yang salah dalam diri atau hati saya.

jika suatu saat, saya tak dapati lagi kenikmatan saat bersamanya.

Maka saya yakin betul, kalau sesungguhnya saya membutuhkan waktu lebih lama untuk berlama-lama dengannya, bukan justru meninggalkannya.

 

 

Quran,

tetaplah menjadi pelipur lara di kegundahan hariku.

tetaplah menjadi cahaya di setiap sudut jiwaku.

tetaplah menjadi pengingat dalam tiap tingkah dan bicaraku.

tetaplah menjadi penyemangat yang memotivasiku.

izinkan aku nikmat berlama-lama denganmu.

izinkan aku juga, untuk menjadi penjagamu, Quran.

dan suatu masa nanti,

sudinya kau berikan syafaat untukku,

 

karena aku percaya penuh itu.

pada firmanNya.

pada janji-janjiNya.

 

Berikan kami penerangan, dengan cahayaMu, Rabbku.

Duhai Rabb-ku, Yang Memberikan Cahaya kepada Langit dan Bumi.

 

 

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[2], yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (An Nuur; 35)

 

[1] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain.

[2] Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.


(*) sekali itu sajalah.. :)