Friday, December 31, 2010

Yang aku takutkan, kala aku tak lagi mampu bedakan suara nurani dan bisikan syaithani. My ALLAH, keep my heart..

Sunday, December 26, 2010

mozaik cikini

ini tentang kita,

butuh waktu memang,

untuk tahu-sadar-faham.

seperti tingkatan ukhuwwah, ta’aruf-tafahum-ta’awun-takaful-itsar..

semua itu,

kesemuanya itu juga akan ‘terungkap’ pada waktunya.

orang-orang biasa menyebutnya, -indah pada waktunya-

 

Ahh,

lagi..

seperti hari ini,

seperti waktu itu,

seperti kemarin,

atau seperti hari-hari nanti..

 

dan bila itu adalah rahasia,

ini hanya tentang waktu dan ke(tentu)an.

 

mungkin memang baru saat ini,

atau mungkin baru saat itu,

atau mungkin baru nanti-nanti.

yang jelas, yang saat ini benar-benar aku tahu,

: ‘kita’ sudah punya tempat sendiri dihatiku,

dan aku tahu konsekuensinya.

 

haa,,,

siapa yang bisa mengira,

setelah sekian lama.,

setelah nyaris separuh dekade perjalanan ‘kita’,

baru dilangkah sekian puluh ribu, akhirnya aku benar2 tahu.

sesuatu yang mungkin belum juga kau tahu.

tentang kamu, tentang dia, tentang ‘kita’,

hah, jelas.

semua indah pada waktunya.

mungkin, jika tahu-nya sedari dulu, sekarang tak akan seperti ini.

mungkin, jika tahunya dari dulu, gak akan ‘se-seru’ ini,, hehe..

 

dan betapa aku sungguh-sungguh tahu,

kalau separuh dekade ini juga tak cukup membuatku tahu segalanya, semuanya..

apatah lagi, tumbuh kembang masing-masing ‘kita’.

ah, produktif. produktif. satu hal yang membuatku bersyukur dan bangga.

rasanya aku ingin berteriak pada mereka,

: hey lihat , dia sahabat saya  !

 

 

ehem, cinta Berkawan-nya Edcoustic, cekidot.. ^^

 

Seutas tali memadu simpul tawamu duhai kawan

Simpulnya jatuh dipelupuk nurani yang tertambat cinta

Cinta berkawan bersama nikmati semusim masa

 

Disela kehangatan berkawan adalah aku pandang

Satu persatu garis wajah duhai kawan penuh harapan

Andai saja slalu bersama setiap masa sehati

 

Suratan Tuhan kita disini menapaki cerita bersama

Cinta berkawan karna sehati dalam kasih Illahi

Tepiskan hal yang berbeda agar kisahmu teramat panjang

Simpan rapi harapan berkawan selamanya..



 

especially my lovely kalamerz

: ima,uwi,eka,nia,selvi,tommy,alvi,eza,rusdy,eky,arnan ^^

 

perubahan = kedewasaan.

masih banyak hari menanti disana.

ia menanti, menanti goresan2 kita.

tuk lengkapi mozaik-mozaik hidup kita,

yang telah dipersiapkanNya.

 

* sudah mengawang-ngawang sejak aku ada di stasiun Cikini kemarin (pulang Daurah),  akhirnya baru bisa ngalir sekarang.. 

Seninpagi, 27Des`10

Wednesday, December 22, 2010

A.F

*ini puisi-puisinya Faiz untuk sang adik,,

 

 

 (Senandung Ayah Bunda)

 

Kau bertanya padaku

tentang dua mata peri

Percayalah

binarnya tak seterang

mata bunda

kala menatap

dan menggenggam tanganmu

 

Pada setiap napasnya

bunda membuat matahari-matahari baru

dalam jiwamu

 

 

Kau bertanya padaku

tentang dua kaki gunung itu

Percayalah

kokohnya tak setegar

bahu ayah

kala memanggulmu

tanpa istirah

 

Pada setiap napasnya

ayah memancangkan tiang-tiang asa

agar langkahmu sampai pada bianglala

 

##

 

Dari jemari kecilmu

kau jentikkan lagi cinta

dan puisi yang tak perlu arti

meluncur dari bibir mungilmu

 

“Mas, datanglah padaNya,”

 

mungkin itu yang ingin kau katakan

lewat wajah jernihmu

yang menyala di kegelapan

 

Ah, cinta memang tak pernah lelap

dalam matamu yang terjaga

dini hari

membangunkanku berwudhu

 

**

 

heuheu,, kalau dia 'mas-ku',

kan ku katakan padanya:

dengan caramu yang  sederhana,

kau telah membuatku begitu berharga.

^^

Saturday, December 18, 2010

(Bila memang ia), Futurku, cukuplah sebatas itu saja.

Buram.

 

kalau bukan yang kedua, itu adalah yang ketiga.

aku tak ingat pasti.

yang jelas, itu bukan kali pertama.

 

ya. Malam itu, aku kembali menyusuri jalan Jakarta-Bekasi dengan gelap-gelapan. Tanpa adanya alat penerang di motorku. Mati. Tak nyala. Innalillahi. Mencoba mencari ’tenaga ahli’, tapi sayang, apa daya, semua kios yang biasa punya andil nyaris menutup diri semua. Qadarullah,,

 

Tak sebegitu paniknya sih, yah.. ini bukan kali pertama, karena sebelum-sebelumnya, aku juga pernah mengalami hal yang sama, bahkan dengan jarak yang lebih jauh lagi, juga malam yang lebih larut lagi. hehe..

 

Bisa jadi ini teguran, ; pulangnya kemaleman.. L

 

Bahaya ? ya.. mau gimana lagi.. hidup harus tetap dijalani, hoho

* gaya bet dah..

 

eniwei, setelah mengalami peristiwa yang itu-itu lagi,

baru untuk malam kemarin akhirnya aku mampu ‘membaca’ sesuatu yang lain dari pengalamanku yang sudah sekian kali itu,

mungkin ini juga pengaruh dari berbagai hal2 yang akhir2 ini memenuhi ruang berpikirku sekaligus benak hati.

halahh.. kebanyakan cuap2 yaak..

 

okee, aku akan mulai merefleksikan lagi perasaan campur-adukku saat itu. Pada intinya, aku gak suka gelap.

Buraaaaaaaammmm...

Hidup terasa remang-remang. Apalagi dengan mataku yang udah agak remang. hah ? Iya. Begitu. Gak kurang. Gak lebih. Gelap itu, gak enak. Menyiksa. Manusia dikira bayangan. Bayangan dikira polisi tidur. Wah.. begitu dah pokoknya. Walhasil, kalo gak bener2 awas, bisa jedag-jedug itu.

 

Tapi malam itu, yaa.. meskipun aku sedang –gakpunyalampusendiri-, setidaknya, masih banyak lampu2 kendaraan lain plus lampu2 jalan yang menerangi, jiahh... Dengan kata lain, ya Alhamdulillaah J, masih ada yang teraaaang..

 

Sampai akhirnya, aku melewati suatu ruas jalan bla bla bla, gak ada lampu jalannya, gak ada lampu kendaraan lain, mau gak mau lagi, yaa..daripada berhenti, ya jalan aja, dan bener banget, bener2 gelap, sangat.

 

**

hmm, kondisi2 itu berbeda.

dan jelas sekali perbedaannya.

 

Seandainya kita menyusuri jalan (terus2an) tanpa –penerangan-,

apa jadinya?

Dan kala itu, aku masih sangat bersyukur, meskipun lampuku mati, tapi sekelilingku masih banyak yang menerangi.

 

Dan jika suatu saat, ia adalah futurku, maka ku harap, sebatas itu saja.

Ya, sebatas itu saja, saat aku masih mampu dan mau  berkumpul bersama orang-orang yang menjadi mediator peneranganNya, untuk  menerangiku...

 

Tapi tetap saja, punya –andalan penerangan- dari diri sendiri itu, itu jelas-jelas lebih mutakhir.

teraaaang. teraaaang. teraaaaaaang.

tarbiyah dzatiyah, harga mati !

sekali kita memberikan toleransi pada kemalasan, selanjutnya kita akan berkawan dengannya.. *syndrometugasyangmenumpuk

Thursday, December 16, 2010

biar kuncupnya mekar jadi bunga,,

Monday, December 13, 2010

bagaimanapun dinamikanya, yangjelas, saya bersyukur, sayasenang, sayabahagia, bisa mengenal mereka. duaribudelapan :)

Saturday, December 11, 2010

Tidak semudah dan sesederhana itu,,

Tidak semudah dan sesederhana itu,,

Memang begitu alurnya, Zah..

Ikuti saja dulu..

Ikuti..

Resapi,,

Nikmati,

Bisa jadi ”masa” ini hanya sekali seumur hidupmu,

hm, mungkin akan terulang,

tapi mungkin, itu baru mungkin.

 

So, Nikmati saja dulu yang ada di hadapmu, Zah.

Lalu cari, cari yang terselip, yang terserak, yang mungkin luput dari pandanganmu..

Temukan, temukan lagi,

dan pelajari,

lalu, syukuri,,

ha, kalau memang belum juga kau temui,

apalagi kalau bukan ishbiir ?

jalani saja dulu, Zah..

memang begitu lika-likunya,

memang begitu dinamikanya,

toh, yang indah itu tak selalu datang di awal, kan ?

tapi sesal selalu datang di akhir..

 

Tidak semudah dan sesederhana itu,,

Mungkin memang begini alurnya..

tapi tanpa ruh,

percayalah,

tak akan.

tak akan pernah mampu kau bertahan hadapinya...

 

 

seperti apapun kondisi ruhiy, fikriy, jasadiy, (ma’aliy),

ada satu kalimatNya yang selalu bisa membuatku tersenyum tenang..

: Wa laa taiasu min rauhillaah...

 

i wanna thank You, Allah J

Thursday, December 2, 2010

sebab, tempat itu pertamakali kutemukan cerita cinta..