Saturday, December 3, 2011

Menuju Kemenagan Dakwah Kampus

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Ahmad Atian
“Sang Penuntas Mimpi adalah “Sejarah yang tersejarahkan”. Mereka adalah yang bertugas untuk mengeksekusi impian-impian manusia. Mereka yang menggerakkan mimpi-mimpi kehiduoan impian ke dunia kenyataan. Para penuntas mimpi tidak pernah kehilangan keyakinan bahwa akan selalu ada jalan di balik kebuntuan. Mereka selalu mampu menembus dimensi ketidakmungkinan untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan yang banyak. Jika orang lain menemukan satu jalan kemenangan, maka mereka tidak akan pernah memperhatikan seperti apa jalan kemenangan itu, sebab mereka memiliki ribuan jalan kemenangan”.

Well, buku ini bukan tipikal buku yang “berat” kok, gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami, tapi ditulis dan dikaji dengan cukup mendalam. Beberapa poin-poin penting yang disampaikan didalam buku ini, dari mulai masalah-masalah yang ada di dalam kehidupan Dakwah Kampus (DK), Musuh-musuh DK saat ini, Bagaimana merenovasi dakwah kampus yang cerdas-paripurna, hingga petuah-petuah hikmah yang cukup membuat hati ng-Jleb !.

**

Buku ini mengajak kita mengajak kita terlebih dahulu untuk menyadari siapa “musuh” kita sebenarnya. Terkadang kita tidak menyadari, kalau ternyata musuh yang kita hadapi saat ini jauh lebih ganas, lebih tersistem, dan terorganisasi. Mereka tidak saja terstruktur, tapi terkultur.

Buku ini menyebutkan bahwa ada dua musuh kita saat ini, yaitu :

1. Sebuah Tata Nilai

Semua tata nilai yang bertentangan dengan Islam adalah tata nilai neokapitalisme-neoliberalisme, KKN, sikap malas-taqlid buta, kekerasan, tidak demokratis dan tidak aspiratif, dan berbagai paradigm materialism yang menyesatkan, yang tidak lain adalah benturan nilai, antara Islam dengan musuh Islam semakin jelas adanya.
Maka, seharusnya DK menyiapkan segenap bahan baku untuk melawan itu semua. Bahan baku yang diperlukan tidak lain dan tidak bukan adalah kader militant yang siap dan cerdas, jamaah yang kuat dan solid, pemanfaatan seluruh potensi, manajemen kerja yang cerdas juga professional, yang harus senantiasa dijaga dan diberdayakan.

2. Diri Kita Sendiri

Ya. Musuh kita hari ini sesungguhnya adalah diri kita sendiri. Diri kita yang terlalu senang bermalas-malasan, tidak mau membuka diri, tidak dewasa, yang sangat sering melanggar ashalah, terjebak dengan masa alalu, pesimistis, dan berpikiran negatif.
Musuh dari luar masih mudah dihadapi. Tetapi musuh dari diri kita sendiri bukan gampang menghadapinya. Perampok yang menjarah periferi kita masih bias dilihat, tetapi musuh dalam selimut terlalu pandai menjaga diri.

Oleh karena dua musuh sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, dan ternyata salah satu musuh terbesarnya adalah diri kita sendiri. Maka, mau tak mau, upaya perlawanan kita terhadap musuh-musuh itu haruslah dimulai dari perbaikan diri kita sendiri terlebih dahulu.


Ada lima agenda besar yang harus dijalankan Dakwah Kampus (DK). Proses ini melewati dua tahapan strategisnya, yaitu :

Tahap I

a. Back to Ashalah

Kembali kepada orisinalitas dinamika dakwah secara global, kepada nilai-nilai esensial dari 5 hal utama ; Islam, Tarbiyah, Dakwah, Fiqh Dakwah, dan Manhaj Dakwah.
Terjauhnya kita dari ashalah ini menyebabkan kita terkotori. Setiap yang kotor tentu tidak menyenangkan. Segala yang tidak menyenangkan akan terjauh dari kemenangan.

b. Menghapus Trauma Persepsi

Sesuatu yang membuat kita tak dewasa-dewasa padahal sudah tua. Trauma persepsi itu menggelayuti saraf-saraf, merasuki sel-sel darah, mengalir bersama aliran darah dalam tubuh kita. Ketidakmampuan menerima perbedaan, ketidakcerdasan menghadapi tantangan, kesalahan dalam memahami arti berjamaah, disorientasi, miskomunikasi-misinformasi, dan berbagai ketidaktentraman yang menyebabkan Dakwah Kampus (DK) kita menyedihkan.

c. Komitmen Pada Sikap Terbaik
Komitmen dengan sikap terbaik bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Tetapi keberhasilan untuk komitmen dengan sikap terbaik ini pasti membuahkan hasil yang tidak sedikit. Bukankah Allah menjadikan istiqamah sebagai tanda diterimanya Iman?
DKpun juga membutuhkan sikap ini. Sebab sejarah telah membuktikan bahwa hanya dengan sikap terbaiklah kemenangan akan digapai dan keberhasilan akan tercapai. Komitmen bahwa perjuangan ini semata-mata hanya karena Allah. Komitmen terhadap pilihan untuk berjamaah. Komitmen untuk saling melengkapi, bukan berpecah. Juga komitmen terhadap usaha pencarian jati diri.

Tahap II

a. Membuka lebar kran komunikasi dan informasi yang lebih baik dan sehat

Sudah seharusnyalah kita belajar bahwa komunikasi adalah awal dari keberhasilan yang baik dan informasi yang sehat adalah asal dari setiap keselamatan. Informasi yang sehat adalah informasi yang dibentuk dari keterbukaan, ketepatan, dan kecerdasan. Informasi yang sehat tidak akan menyesatkan, sebab tidak didasarkan pada kesalahan mengartkan kerahasiaan.

b. Memunculkan kepemimpinan baru bagi dakwah di era baru

Kaderisasi dan regenerasi adalah keniscayaan. Sebuah proses yang pasti senantiasa terjadi dalam kehidupan. Kehidupan tanpa regenerasi berarti berhentilah kehidupan itu untuk selamanya. Kehidupan tanpa kaderisasi adalah artinya kehidupan itu tidak akan dipenuhi kebaikan setelahnya. Karena itulah, dalam Islam kaderisasi dan regenarsi akan selalu diperhatikan.


*to be continued..


0 comments:

Post a Comment