Thursday, December 29, 2011

aku dan kamu samadengan kita

Ada yang mengerjap-ngerjap mata saya malam ini,
setelah mendapati ponsel saya yang berdering pendek, tanda sebuah pesan yang masuk;
ternyata dari sahabat dekat saya, hmm, sahabat ? lebih dari itu..

"Bersamamu dalam kebersamaan..
Ada keceriaan yang kau berikan padaku..
Ada kesedihan yang kau bagi denganku..
Ada pembelajaran yang kudapat darimu..
Barakallaah..atas ukhuwwah yang begitu indah.."
-dia-

Masyaa Allah, ternyata seseorang yang sedang timbul tenggelam dalam pikiran saya akhir2 ini mengirimkan smsnya buat saya,, heuheuu..
senang? hmm,, terharu tepatnya.

Baru mau memilih opsi reply di layar hape,
walau belum terpikir akan membalas dengan kata2 apa, hhe.. yang jelas, mau masukin emoticon, :* ,
tapi, sebelum sempat membalas,
ternyata ada pesan baru yang masuk,
ah, dari kontak yang sama dengan sebelumnya,
dan, open!

"sms tadi pernah lo kirim , 2tahun 5bulan 28hari yang lalu"
-dia-

tanpa sadar, ada yang menggenang di sudut pelupuk mata saya, haa,, bagaimanapun, saya ini emang perempuan sensitif deh...
sambil langsunglah saya rep dan segera mengetik, tak hanya dengan jari, tapi juga dengan hati..

"Love u.. mau dikirim kapanpun, yang jelas,, sejak aku mengenalmu, hingga kini, nanti, dan selamanyaa :* . Hey, hows life ? :)"
-aku-

"Ga ada yang spesial tanpa lo... hehe,, dirumah aja, lagi asyik menyendiri.. "
-dia-

...
...

oh my Allah, rasanyaa..
itu caranya menyampaikan kekecewaannya pada saya, ketika saya memutuskan untuk meninggalkannya. Hmm,, gak ninggalin bener2 ninggalin sebenarnya, heehe,,
cuma bagaimanapun, dimanapun, bukankah perpisahan adalah hal yang paling menyakitkan bagi orang2 yang saling mencinta, dan akan terus menyakitkan, bila tak kunjung disikapi pun dengan rasa cinta.

itu sebagian kecil caranya menyampaikan kekecewaannya pada saya. Lagi.
Setelah beberapa waktu lalu, gak biasanya dia bersikap dingiiin sekali pada saya, dan ketika saya tanya tentang sikapnya, dia cuma jawab "Lagi berusaha sendiri aja, tanpa lo.."

**

Hmm, kalau lagi ngadepin -perpisahan- kek gini,, inginnya belajar lagi seperti Al Faruq,
seperti yang dituliskan oleh Ust. Rahmat Abdullah itu;

Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..


**


Semoga setiap perpisahan yang kita alami ini hanya sementara,
sebab Allah telah menjanjikan tempat kita selamanya, disana.
semoga Allah meridhai.

Keep on Allah's way, everywhere, everytime...
stay Fight with Faith,

-Safar 1433-
28Des2011

0 comments:

Post a Comment