Wednesday, January 27, 2010

perpisahan TIDAK SAMA dengan kehilangan, SEharusnya.....

Andai memang kau telah dipertemukan, maka akan tiba saatnya kau pasti akan dipisahkan. Karena memang, bukankah perpisahan adalah suatu keniscayaan?
Sekarang, tinggal bagaimana kau hendak mengartikan... Membawanya ke dalam ruang hati dan memori untuk lantas dijadikan suatu kenangan manis atau malah membiarkannya pergi bersama angin lalu yang membawanya lari tanpa jejak, singkatnya ya..melupakan. (meski hakikatnya hal itu sedang di-repress)

semua itu, silahkan kamu yang memilihnya..

Dan aku..mengapa kini kembali dihadapkan pada kenyataan itu..
Bukan takut kehilangan sebenarnya., ah,, tapi itu juga....

Saturday, January 23, 2010

karena di langit itulah jawabannya..

Langit..

selalu terperangah aku dibuatnya.

decak kagum. indah.

birunya....awan putihnya..

paginya juga senjanya... perpaduan gradasi warna yang takkan pernah bisa dibuat oleh tangan selainNya..

malamnya...terang bulannya...gugusan-gugusan bintangnya...



Langit. selalu memberikan aku jawaban.

tentang apapun. spektakulernya sebuah penciptaan. memberikan pemaknaan tersendiri akan sebuah kesyukuran. kedamaian. kesejukan hati. kepuasaan. dan sebuah jawaban.. bahwa Ia tahu segala beban dipundakku dan Ia selalu memberikan senyumNya padaku.........



Langit.

Langit.

dan langit..



hiburan paling gratis dan menjadi rutinitas bagiku.

menengadah langit. mengucap syukur. memuja dan memuji-Nya.



*bahkan, satu tindakan (mungkin) konyol bagi sebagian orang..

kalau sedang mengendarai motor, aku selalu senang memainkan kaca spion kiri (dalam arti sebenarnya) karena betapa aku ingin menyaksikannya.. langit..oh langit..


"Dan demi langit yang mempunyai jalan-jalan..." (QS. Adz Dzariyat : 7)
gambar dari...
http://ziezahworld.files.wordpress.com/2009/01/awan.jpg&imgrefurl

maaf. kalau aku masih dalam diam

maaf.
Atas sikapku yang seperti itu.
aku juga tak ingin seperti ini.
aku juga tak tahu mengapa aku begini.
dan memilih dengan cara ini.
“.........................
........................”
ya... aku diam.
tapi bukan berarti aku benar-benar diam.

maaf.
jika aku terbilang acuh padamu.
bukan hanya pada-mu (sebenarnya...)
tapi yang perlu kau ketahui, semua sikapku ini tiadalah salahmu... –
aku juga tak mau bilang kalau “aku yang salah”
maaf, atas ke-egois-anku..

aku hanya sedang..
sedang berbicara..meski dalam diamku.
aku bicara dalam diam.
menyaksikan perbincangan batin dalam diriku.
maka seolah aku memiliki dunia sendiri.
seolah aku terlihat menjauh.
seolah aku ingin lariiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..
lari dari pandanganmu.
padahal,,, tidak...
jika kau dengarkan aku sejak tadi..
aku juga tak tahu mengapa aku begini.
aku hanya sedang ingin sendiri...
merenungi...
dan benar2 mengerti isi hati...
bukan nafsu ataupun ego-ku...

bukannya aku tak mau kehadiranmu...
bukannya aku tak ingin menyambut sapaan hangat darimu...
bukannya aku tak hiraukan ucapmu...
apatah lagi ingin menyakiti hatimu...
bukan... bukan itu maksudku... (sebenarnya..)
kalaupun kau merasa demikian..
maaf, atas perlakuan buruk-ku itu..

hanya.........
kalau saja kau pahami aku...
maka kau pasti akan membiarkanku seperti ini...
dengan peraktivitasku yang (mungkin) aneh ini..
memberikan aku waktu untuk sendiri...
untuk tetap berbicara dalam diam-ku.....
dalam kesendirian...
dalam hening...
dalam rindu..

dalam-dalam.....

* entah sedang kenapa aku ini ......... rasanya semuanya bergejolak,,!!!
mood yang tak karuannnnnnnnnnnnnn... >,<



Sore ini,, saat langit terlihat cerahhhhhhhhhhhh sekaliiiii...tapi aku...

January, 20th 2010... 16.45 @ruang hati.. ^,^

Monday, January 18, 2010

Kegombalan di Kalangan Aktivis Da'wah..



Hal yang sangat menarik salah satunya adalah menyimak romantika di dunia aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen perjuangan, ada juga beberapa yang suatu saat kadang tergelincir pada jebakan interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.

Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah manusia, katanya. =====Tapi meski fitrah, tetap aja ada resikonya, terutama pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini.

Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya yang sedang membuncah karena cinta. Bagi aktivis dakwah, hal seperti ini mustinya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si “dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu (baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya hayoo…) atau sekadar menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail … bisa juga dalam rapat koordinasi.

Dari pengamatan, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal. Kita simak contoh SMS-SMS ini….
“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat anti. Amanah anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukhti!”

“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan ya. Ana nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”

Akhwat: “Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..”
Ikhwan: “Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”
(Halah… gombal semua tuh!!!)

Ada yang lebih parah nih … kayak gini:
“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab biru tadi…”

“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…”

“ … Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti ….”

Oh .. NOOOOOOOOOOOO!! Aneh-aneh aja isi SMS-nya. Mungkin lebih banyak lagi SMS-SMS aneh lainnya yang belum terdeteksi. Hmm.. bagaimana reaksi si penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan. Kita simak penggalan berikut…

Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari seorang ikhwan, bunyinya:
”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:
“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”
Nah lo!!

Coba dirasa-rasakan, apa SMS-SMS semacam itu tidak beresiko? Bagus sih sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud … tapi efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit nyari vaksin atau anti virusnya.

Makanya… ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti gak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin aja … kalau jadi gak enak makan, gak nyaman tidur karena tiap mau makan .. ingat dia, mau tidur … ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa gak lama-kalamaan bisa kurus tuh? Trus …siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum wanita/akhawat. Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka seneng dan suka bila diberi perhatian … bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati, kayak Nurul dalam novel AAC itu loh… Trus mereka juga mudah berharap. Nah tuh … coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?

So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal bin murahan. Juga .. jangan asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal. Ini nih contoh balasan yang ngegombal….
Akhwat : “Ane pengin rihlah, ke syurga …”
Ikhwan : “Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani, meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukhti ^_^ )
Nah!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong. Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.

Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.

Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….

Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.

So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Gak usah deh sok perhatian, terlebih lagi bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim?? Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai dhower deh, terserah! ^_^

Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukh … jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antum tidak suka terombang-ambing kan? Antum lebih suka pada kepastian kan? Makanya jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antum dengan datang ke orang tua Antum. Itu … baru deh, oke. Waspadalah …waspadalah …

SO SEMUANYA …. WASPADAI ARUS GOMBALISASI!!!

(Afwan jiddan jika ada yang tersinggung…!!!! Just intermezzo… ^^

copas dari senior (k'da**)..manntaplah buat renungan---

Monday, January 11, 2010

Ada apa dengan "Kalau Saja..."

Bismillah...

 

(Entah kenapa,, kalau mau membariskan kata-kata ,,

zah seringkali ditemani alunan2  itu..

favorit zah sih Kitaro... mau yang koi,, silkroad, the clouds, sozo...semuanya..

tak terkecuali.. instrumentalia doa..

gak ada bosannya deh ama alunan2 itu !!! )


Well,

saatnya untuk menumpahkan rasa.

bergumam..

membariskan kata....

 

Termenung.

Terkagum.

Tergumam.

Terbayang.

 

hmmm,, kalau saja zah seperti itu...

 

Tak menjadi zah yang seperti ini,,,

yang kata orang....-kata orang yang baru mengenal zah-

zah itu JuteK,, alias gak gampang senyum...

 

yang kata orang...-kata orang2 yang memang telah lama mengenal zah-

zah itu...

bawel. pelupa akut. suka tak ber-perasaan. bingung-an. galak, padahal sebagian bilang zah tegas. omongannya dalem. suka merintah-maklum yang ini bawaannya si koler**.  suka marah2 kalo lagi laper. banyakan bercanda. suka ngebawa nyantai setiap permasalahan...karena kata mereka, yang selalu zah bilang itu “yawdah sii nyantai aja..” (padahal mah yaa, zah juga mikirin tuh segala macemnya..! gak mau diliatin ke mereka aja)..- cie..gaya.. ;)

 

kembali termenung.

 

hmmm, kalau saja zah seperti itu...

 

jadi muslimah yang kalem,, lembut,, manis,, -gak grasak-grusuk kaya gini-,,

jadi muslimah yang teliti, -gak ceroboh kayak gini-,,

jadi muslimah yang rapih... (weits,, kalo yang ini,, bukan berarti zah berantakan banget loh...)

...setidaknya...lebih rapi dari zahyangAGAKrapiini.. ;p

 

termenung. lagi..

 

hmmm, kalau saja zah seperti itu...

 

jadi muslimah yang mandiri,

jadi muslimah yang rajin,, rajin bantu2 orangtua gitu...gak seminggu skali-itu juga kalo inget-.. ;p

jadi muslimah yang hemat,, -gak ‘gabisa menej pengeluaran kayak gini- :’(

jadi muslimah yang gak pelupa kayak zah ini ...

 

sebenarnya begini..

bukannya zah gak bersyukur sih..

cuman..

sejujurnya..

ada hal2 yang membuat zah jadi keseringan ngomong plus mikir ‘kalau saja zah seperti itu...’

bukan apa2 ..

zah Cuma lagi kagum aja sama sosok mba2 yang kalem2 itu..

pengen juga, zah jadi kayak gitu..

hhe .. ;p

 

kagum,, boleh kan ??

mmm...

pengen jadi kayak gitu,, gak berarti juga zah meng-imitasi- sepenuhnya mba2 itu..

apalagi harus meng-identifikasi diri zah persis seperti mba2 yang zah kagumi itu...

huffh..gamau juga kaliiii..capeeeeeeeeeekkkk kalo harus jadi orang lain..

menjadi orang lain itu kan nggak enak !!!

enak-an jadi diri sendiri yang apa adanya..

meski kayak zah gini...

tapi tetep aja sih..

masih ada poin2 yang mesti zah install ulang.. meski emang dikit2..gabisa langsung drastis..

 

So,, gak pa-pa kan jadi zah yang izzah se-bagaimana adanya ???

yang penting..

gak mengecewakan orangtua dan teman2 sekitar...

yang penting..

harus sadar kalau islam yang selalu melekat..

yang penting..

harus tetap memberikan manfaat..

yang penting..

harus tetap punya prestasi..

yang penting...

masih dalam batasan syar’i..

yang penting..

masih bisa jaga hijab..

yang penting..

masih bisa jaga ‘izzah sebagai muslimah..

yang penting..

masih bisa tanamkan ‘iffah..

yang penting...

terus belajar  jadi mumi alias muslimah militan.. J

dan yang paling penting dari yang penting....

bisa menjadi diri zah sendiri dan bukan orang lain...

dengan syarat dan ketentuan yang berlaku diatas...

 

*toh,, manusia itu kan unik,, gak ada individu yang sama persis dengan individu lainnya..-kembar sekalipun-.

Maha Karya Allah yang menciptakan manusia bermacam-macam dengan segala tindak-tanduknya... karena itu setiap manusia punya identitas yang berbeda-beda.. (yang penting lagi.. identitas keislaman yang memang harus selalu dijaga dan di up-grade biar jadi kaffah..)

Coba kalau manusia itu samaaaaaaa semua.. kalemmmmmmmmmm semua.. atau raaameee semua.. atau baweeeeell semua.. atau pendiemmmm semua... kan gak lucu,, gak asik, gak rame, gak ada warna-warninya... DaTaR!!

 

^^Terima kasih ya Allah...yang menciptakan manusia dengan penuh keragaman..

 

 

Ahad malam,, 100110..

22.48 waktu dilayar..

Thursday, January 7, 2010

Hanya Sebuah Refleksi Menuju Orientasi

Hanya Sebuah Refleksi Menuju Orientasi*

oleh : Nur Izzah Robbaniyah **

 

 

 

            Awalnya saya ingin berbagi, kebetulan sebelum menulis ‘refleksi’ ini, saya teringat akan perkataan seorang teman yang beberapa waktu lalu mengatakan pada saya “Bagiku, da’wah di syi’ar alias LDF atau LDK itu gak ada apa-apanya ketimbang di siyasi alias di eksekutif ataupun legislatif kampus, orang-orang yang mau berkecimpung di bidang syi’ar itu hanyalah orang-orang yang gak mau keluar dari zona nyaman”. What’s up ? Tak cukup saya menanggapi saat itu dan rasanya ingin kembali menerjemahkan serta menuangkannya dalam tulisan ini.

            Setuju dengan statement tersebut? Saya yakin, semua yang mendengar itu geleng-geleng kepala atau langsung dengan emosi penolakannya. Apalagi orang-orang yang mendengarnya adalah orang-orang yang memang langsung terjun di da’wah syi’ar kampus. Tak rela ‘kan da’wah syi’ar kita dipandang sebelah mata begitu saja ? “Mmm.. biarlah, itu-kan hanya pandangan manusia saja, pandangan Allah itu TEPAT, tak mungkin Allah memandang kita sebelah mata, Allah pasti tahu apa yang kita kerjakan, sekecil apapun itu.” Jawaban itu yang mungkin nantinya akan ada di benak kita. Ya ! Pasti... Allah Maha Sempurna dalam menilai segala sesuatu. Tapi kawan, setelah saya pikirkan dan refleksikan kembali kata-kata itu, rasanya saya ingin mencoba untuk menerjemahkannya dari sudut pandang lain.

            Pertama, kita ‘yang katanya aktivis lembaga da’wah fakultas ini’ seringkali kurang menjadikan diri kita sebagai teladan bagi teman-teman kita, inginnya mengajak tetapi kita sendiri tak mau ikut ke sana, layaknya para calo angkutan umum, yang menyuruh para penumpang untuk naik ke angkotnya tapi dirinya sendiri tak ikut naik ke dalam kendaraan itu. Ambil saja contoh kecil dari hal ini, tentang penghargaan terhadap waktu, kita selalu berbicara hakikat waktu yang sangat berharga karena tak akan mungkin untuk diputar ulang, tapi pada kenyataannya kita juga yang melalaikannya, janji untuk mengadakan syura pukul sekian namun baru mulai pukul sekian dan hal kecil itu juga berdampak (walaupun terlihat sepele) para akhwat yang sering pulang malam dari kampus. Itu semua karena apa kalau bukan karena keegoisan diri kita masing-masing, dan masih banyak lagi sebenarnya keteladanan-keteladanan yang seharusnya justru ditularkan dari kita ‘yang katanya seorang aktivis lembaga da’wah fakultas’, sekali lagi seharusnya kita yang ‘menularkan’ keteladanan-keteladan itu kepada orang-orang sekitar kita. Bukankah cara yang paling efektif untuk menyeru pada kebaikan itu adalah dengan teladan yang baik ?

            Kedua, zona nyaman. Dalam hal ini saya melihat dari persepsi yang berbeda dengan makna “zona nyaman” yang rekan saya maksud. Terkait zona nyaman yang ingin saya paparkan, saya sering melihat bahkan sesekali juga saya sempat merasakan ‘zona nyaman’ itu. Kita ‘yang katanya aktivis lembaga da’wah fakultas ini’ justru terlihat semakin adem ayem saja dengan keadaan demikian, keadaan dengan label ISLAM dan notabene-nya memang sudah di-cap baik oleh semua orang, apalah gunanya label itu jika tanpa tindakan ? Jika tanpa kontribusi ? Jika tanpa manfaat ? Terbukti, keadaan saat ini sesungguhnya masih ingin melihat tangan-tangan kita, seperti maraknya kristenisasi yang akhir-akhir ini semakin gencar di kampus kita, semakin menjadi-nya juga NII di lingkungan terdekat kita, beberapa jurusan-jurusan yang sudah semakin banyak korbannya, segala macam tindak tanduk yang berbau dengan pembengkokkan aqidah yang harus segera diluruskan, hingga hal kecil (mungkin sepele bagi sebagian orang) saat di bongkarnya base camp kita dan pada akhirnya ex-kantin-lah yang menjadi pengganti sementara ‘tempat kita bersama’ di FIP, tetapi kita tak menjaganya. Dengan keadaan yang adem ayem itulah seringkali kita terlena, menganggap orang-orang yang ada sudahlah banyak (secara kuantitas) sehingga berpikir tak pentinglah kehadiran kita di situ. Maka, timbullah saling mengandalkan dan ketidak-teraturan, hingga parahnya ketidakpedullian.

            Belajar dari segala hal yang pernah terlewati, belajar dari segala kesalahan yang pernah diperbuat untuk kemudian diperbaiki, bahkan belajar dari suatu kondisi terburuk sekalipun janganlah dianggap remeh, malah sesuatu yang sungguh-sungguh patut kita syukuri. Karena dengan itu semua, berarti Allah masih mengizinkan kita untuk membaca signal-signal yang telah dianugerahkanNya untuk kita. Tetap berkarya...selalu berikan yang terbaik. Menuju orientasi. Luruskan niat..Lillah..Billah..Fillah... J

Wednesday, January 6, 2010

sebuah pelajaran di sore itu...

Selasa, Limajanuariduaribu sepuluh..........

Alhamdulillah telah terlaksana..

Jazakumullah khairan katsiir untuk semua rekan2 yang telah membantu..

* Ternyata dunia anak itu menyenangkan yah ???

salut dah buat guru2 TeKa plus calon2 guru,, rekan2ku yang ada di PG PAUD..;;


main2 ama anak2 yang super duper banyak begitu ngilangin stress euy..

Monday, January 4, 2010

seperti itu-kah kau zah ?

sebegitu seringnya-kah kau Zah..?

untuk selalu menginginkan orang lain mengerti asamu..

tanpa kau pedulikan harapan mereka akan hadirmu..

 

sebegitu seringnya-kah kau Zah..?

membuatnya tetap terdiam..

karena sebenarnya takut akan katamu yang lebih mengancam, mengancam hatinya..kalau-kalau malah akan lebih tersakiti karena ucapmu..

 

sebegitu seringnya-kah kau Zah..

terus menerus menjadi gadis yang selalu ingin dituruti, dilayani, dimengerti...

tanpa kau hiraukan lagi apa-apa yang justru menjadi tugasmu !!! bukan hanya menuntut hakmu..

 

sebegitu seringnya-kah kau Zah..?

menyakiti..menyakiti..menyakiti..

meski ia tak pernah mengatakan bahwa ia telah tersakiti olehmu..

tapi toh kamu bisa membacanya kan, Zah..?

membaca dari guratan wajah yang begitu tulus menyayangimu...

walau hatinya sebenarnya sudah berkali-kali sakit karenamu..

 

tak ingin-kah kau Zah..?

menjadi orang yang mampu mengukir goresan senyum mengembang di bibirnya..

dan goresan senyuman itu...karena ia bangga bahwa ia memilikimu..

tak ingin-kah kau Zah..?

 

 

 

mengalir begitu saja kata-kata ini..

 

(maafkan izzah yang seperti ini, umii..

doakan zah biar jadi anak shalihah,, biar bisa bahagia-in umi ‘n abi... lav yu... muahhhh J )

Sunday, January 3, 2010

pesan dari teman yang (pernah) teramat dekat

Sebuah pesan dari seorang teman dekat. (pernah) teramat dekat.

Sudah lama, sekitar dua tahun lalu, tapi masih tersimpan rapi dalam lipatan surat-suratku. Mungkin, ia juga menyimpan surat-surat dariku (berhara). Aku sedari dulu memang hobi mengungkapkan rasa lewat kata. Tak terkecuali pada sahabatku itu, padahal dulu setiap hari kami bertemu, hanya ada saat-saat dimana kami tak mampu mengungkapkannya langsung, sehingga kami berinisiatif lewat ‘tulisan-surat’. Diantara banyaknya lipatan-lipatan surat itu, ada satu surat yang aku begitu menyukainya... (Oh ya,, temanku tidak menuliskan referensi apapun, so, aku tak tahu itu benar2 gagasannya atau kutipan darimana.. J, maaf, bukan maksudku tak percaya padamu, teman..)

Dan kini, aku sedang amat sangat rindu padamu...

 

(ditulis tanpa hari, tanggal, tahun, apalagi jam...) tapi aku ingat, waktu itu tahun 2007.. J

 

Teman, kesedihan dan kebahagiaan selalu di hati. Berselang – seling mewarnai panjangnya hidup ini. Keduanya mengguratkan memori di hamparan pikiran dan hati kita. Namun, adakah kita bersikap seperti pengembara yang mampu menuliskan setiap kesedihan di pasir agar angin keikhlasan membawa pergi ? Adakah kita ini adalah sosok tegar yang mampu melepaskan setiap kesusahan bersama terbangnya angin ketulusan ?

 

Teman, cobalah untuk selalu mengingat setiap kebaikan dan kebahagiaan yang kita miliki. Simpanlah semua itu di dalam kekokohan hati kita agar tak ada yang mampu menghapusnya. Torehkan kenangan bahagia itu agar tak ada angin kesedihan yang mampu melenyapkannya. Insya Allah, dengan begitu kita akan selalu optimis dalam mengarungi panjangnya hidup ini.

 

Teman, cinta memberikan kekuatan. Bahkan cinta adalah kekuatan itu sendiri, kita-pun mampu merasakan itu. Asal kita mau menjalani semua garis-garis yang telah ditentukanNya.

 

Teman, biarkan singa-singa penuh semangat hadir dalam jiwa kita, rawatlah singa-singa itu dengan keluhuran budi dan kebersihan nurani. Susunlah bulu-bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya, perkuat punggung optimismenya, dan pertajam selalu kuku-kuku kesabaran miliknya.

 

Ketika engkau melontarkan sesuatu dalam kemarahan kata-katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang di hati orang lain. Kau seperti menusukkan pisau kepada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi, tidak peduli berapa kali kau akan meminta maaf , luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata-kata akan sama buruknya dengan luka fisik.

 

Kita sering mendendam. Tak mudah memberi maaf dan tak mudah melepaskan maaf. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada dalam dada, kita tak pernah bisa melepas.

 

Teman, berhati-hatilah pada setiap kata yang kita ucapkan. Kata-kata yang kita ucapkan sangat berpengaruh kepada orang lain. Kata-kata itu bisa membuat orang frustrasi, pesimis, serta enggan berusaha. Sangat disayangkan seandainya semua ucapan itu hanya akan merenggut jiwa-jiwa penantang yang oantang menyerah yang sebenarnya ada di dalam raga.

 

^^