Sunday, January 6, 2013

metamorfozah #1





Saya hanya sedang ingin mengingat masa yang telah lalu. Mungkin suatu saat saya lupa, atau mungkin suatu saat saya telah tiada. Maka disini saya akan coba menulis dan berbagi, semoga ada manfaat yang bisa diambil, meski sedikit saja. :)



Saya bingung mau menyebutnya apa, jadi namakan saja

: M-E-T-A-M-O-R-F-O-Z-A-H :



Lahir sebagai sulung, dengan 3 ukhti dan 2 akhi sedarah. Keenamnya terlahir dari rahim seorang perempuan yang teramat mulia dan seorang ayah yang –terlalu- banyak jasa.



Sebuah Metamorfozah, :)



Bayi dan Balita. 

Tidak banyak yang saya ingat di masa ini. Untuk mengingat-ingatnya, ya saya secara langsung suka meminta orangtua saya untuk menceritakan masa kecil saya. Ceritanya gak jauh-jauh dari kebiasaan saya yang suka makan roti segigit, kemudian langsung membuang roti tersebut. Juga cerita-cerita lainnya, yang jujur saya gak ingat, beneran. haha. Padahal katanya ini golden age ya? hehe




Kanak.

Saya pernah masuk TK, tapi keluar tanpa ijazah TK. hehe. Masuk ke TK A setahun, namun kemudian akselerasi langsung ke kelas 1. hehe. Thats why, kenapa usia saya -kemudaan- setahun dibanding usia teman2 normal saya di kelas. Well, Ada satu teman TK saya yang masih saya ingat sampai detik ini, namanya "Afifah". Disaat saya dan teman-teman yang lain masih iqra' 1, dia sudah lancar membaca Al Quran. Saya iri betul padanya. Sampai beberapa tahun kemudian, saya dengar kabar bahwa dia sudah menyelesaikan hafalan 30 Juznya. Pernah jadi korban Tsunami 2004 lalu, Alhamdulillaah ia selamat padahal sekitarnya telah jadi puing-puing. Sayapun berpikir, Allah pasti selalu lindungi keluargaNya di bumi, dan kalau tidak salah, sekarang dia tinggal di Aceh bersama keluarga barunya.  MaasyaAllah :)

Saya bahagia mengenalnya, meski sebentar. :)

Setelah menyelesaikan TK setahun yang berujung tanpa gelar. *halaah*. Ibu saya mendaftarkan saya di sebuah sekolah dasar negeri, yang seluruh siswanya masuk siang. Alasan Ibu jelas betul, karena saya tidak bisa bangun pagi. :(

Jadilah saya siswa selama enam tahun yang baru mulai sekolah jam 12, sampai sore hari. Tapi selain itu, Ibu juga mendaftarkan saya di sebuah Madrasah Diniyah Awaliyah (semacam tempat ngaji gitu), jadi tiap pagi tetep aja, saya ngaji jugaaaaaa.

Kisah SD yang tidak pernah saya lupakan, hari pertama sekolah saya menentang orangtua saya dan berkata “aku gak mau pakai jilbab, malu. Ga ada temennya”, tapi kemudian orangtua saya mengiyakan “yaudah terserah kamu, nanti kalau di sekolah ada temannya yang pakai, besok pakai yaa :)"

Dengan PDnya, hari pertama kelas 1 SD, saya dengan seragam yang tanpa jilbab. Hehe. Ternyata di sekolah ada 1 orang yang pakai jilbab. Besoknya saya langsung bilang ke Ibu saya kalau “Mulai besok aku sekolahnya pakai jilbab! ”



Makanya, sampai sekarang, kalau ada yang bertanya, sejak kapan saya pakai jilbab, seenaknya saya bilang : sejak bayi kali, hehe. Tapi sempat dibuka di hari pertama sekolah, :D

Sekolah Dasar, enam tahun yang tak terasa, mengantar pada sebuah masa selanjutnya. Banyak diskusi dengan orangtua, mereka yang sungguh tidak banyak sekali memaksa. Contoh simpelnya: waktu ada acara PERSAMI –Perkemahan Sabtu Minggu-, disaat ada beberapa orangtua dari teman saya yang tidak mengizinkan anak-anaknya ikut. Tapi orangtua saya yang legowonya, mengizinkan saya. Haha. Senang punya orangtua yang “membebaskan” anak-anaknya. Ada lagi, saat kelas 6 SD, saya “bergaya” mau fokus Ujian kelas 6, jadi saya minta ngajinya “diberhentikan”. Mereka pun mengizinkan.

*Hal yang sampai sekarang kadang masih membuat saya menyesal, kenapa saya berhenti -mengaji- saat itu? Tidak tuntaskan hafalan dan selanjutnya masa SMP yang benar-benar membuat saya ngawur dan hedon




Hehe



*to be continued, Insyaa Allah* :)

 #SAfar1434
- 070113

2 comments:

Lisfatul Fatinah said...

Autobiografi-nya lucu, Kak, tapi tetap penuh hikmah :)

bytheway, masa bayi balita memang kita belum punya kekuatan memori, Kak :)

darigalaksibimasakti said...

hehe,, *tutup muka dibaca sama dek Fat* :D

hehe, iyaa begitulah, baru pengantar, klimaksnya masih dalam kata-kata yang belum sempat tertuangkan. #beuuh

ey, hehe, iya ya? Haduuh, kuliah psikoper saya brp yaa nilainya, :p
tapi kenapakah dikatakan golden age?

Post a Comment