Sunday, April 11, 2010

Guru Kehidupan

Ada murid dapat belajar hanya dari guru yang ber-SK,
disuapi ilmu dan didikte habis-habisan

Ada yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan lalu berubah menjadi badai yang memporak-porandakan kota dan desa.

Ada yang belajar dari apel yang jatuh disamping bulan yang menggantung di langit tanpa tangkai itu.

Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat.

Ada yang lebih pandai berbuat daripada berkata.

Ada yang memadukan kata dan perbuatan.

Yang istimewa diantara mereka, bila :

“Melihatnya engkau langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu dan amalnya membuatmu cinta akhirat”

Yang tak bisa belajar dari guru alam dan dinamika lingkungannya, sangat tak berpotensi belajar dari guru manusia.
Yang tak dapat mengambil ibrah dari pelajaran orang lain, harus mengambilnya dari pelajaran sendiri, dan untuk itu ia harus membayar mahal.
Bani Israil bergurukan Nabi Musa as, salah satu Ulul ‘Azmi para rasul dengan azam berdosis tinggi. Bahkan leluhur mereka nabi-nabi yang dikirim silih berganti. Apa yang kurang ?
Ibarat meniup tungku, bila masih ada api di bara, kayu bakar itu akan menyala.
Tetapi apa yang kau hasilkan dari tumpukan abu dapur tanpa setitik api, selain kotoran yang memenuhi wajahmu?.

**

(Syaikhut Tarbiyyah, Allahyarham Rahmat Abdullah _ARA_)

2 comments:

siti maemunah said...

MantaB

Gading Aurizki said...

subhanallah..guru adalah mediator kita u/ menggapai tingkat ilmu yg lbih tnggi..

Post a Comment