Monday, January 31, 2011

a.s.e.r.t.i.f

Andai mereka dapat membaca pikiran dan hatiku. Tanpa sedikitpun bicaraku.

Hahahh..
Tak ingin sedikitpun bicara tentang ini, rasanya.

Ingin dimengertipun, tak menjamin.
Hahah.

*Ga bisa asertif itu, nyusahin diri sendiri dah. Hoho.

Ri(s)- Lis

Bismillah.

Sebenarnya aku-pun sudah merasakan ini sejak lama.
Peka atas perasaan dan kondisi diri sendiri juga memang perlu diasah.
Penilaian dari kacamata seorang kawan, kadang, hanya menjadi suatu penguatan.

Dan untuk kali ini.
Entahlah, aku sudah (merasakan) kehilangan ia sejak lama.
Awalnya, kubiarkan ia pergi saja. Palingan hanya sesekali, pikirku.
Ah, tapi lama2 malah tak lagi ku hiraukan, ia.

Sembari terus menunggu ia kembali.
Aku nikmati saja, aku yang seperti ini.

**
tapi lama-lama aku bosan juga, begini dan begini.
Aku rindu,
begitu.
Ya - seperti dulu.
Atau,
dulu dan kini, ku gabung jadi satu saja.
Haha.
**
yaya. Sekali lagi kuberitahu,
sudah lama aku rasakan ini.
Dan menghilang dari aku yang dulu.
#
dan bicara(mu) malam ini,
sepertinya hanya menjadi penguatan untukku.
Penguatan kalau kepekaanku pada diri ternyata benar.

"Ayo..tunjukkan kolerismu.."
aaaaarrrghh

##
entahlah, ia sudah lama pergi dan tak kunjung kembali. Ha, mungkin sesekali, tapi tanpa ku sadari.
Entah sejak kapan.
Yang aku tau,
melko mulu yang mengikuti hari2ku.

O.o

Jakarta.270111.

Sunday, January 23, 2011

kamu tahu tidak ? aku tahu.

Kita (mungkin) sama-sama tahu..

Bahwa kita (memang) telah tahu..

Bahkan kita (pernah) saling memberi tahu..

Sehingga kita (bisa jadi) teramat tahu..

Namun..

(mungkin) karena saking tahunya..

menjadikan kita (seakan) tidak tahu..

bahwa kita telah tahu..

...........................

...........................

............................

 

*semoga dapat membuat kita sama-sama risau

–dalam kerisauan penuh sesal dan perbaiki segala-

dalam niat, dalam doa, dalam usaha, dalam takut, dalam harap, dalam cinta,

padaNya saja !

Terimakasih, untuk semua yang telah, sedang, dan akan kau ajarkan.. :)

semakin

...

...

Jadi makin cinta dengan peraktivitas ini.

:nulis.

 

*terima kasih, Rabbku.

Meski Kau lebih tahu bahkan sebelum aku mengadu.

*terima kasih kepada orang2 yang telah menginspirasi, meski hanya lewat susunan abjad yang tersusun lewat barisan kata-bahasa.

 

Al'izz.

KamisPagi.

Bekasi, 20012011


*(postingan tertunda)...

Senandika

Kadang aku -memilih untuk tak usahlah miliki -rasa-
haha, ternyata memiliki perasaan itu sangat amat teramat lelah..
ya ? ya ?

Kadang aku memilih untuk tak tau saja..
meski aku tau konsekuensinya,
kalau dengan begitu berarti aku kalah-

kadang aku memilih untuk sendiri saja,
menyimpan segalanya,
(cukup) sendiri saja.
seperti aku memang tengah hidup sendiri di dunia ini-

padahal kalau mau dirasa-rasa, rasa bukanlah suatu hal yang dilema.
sederhana saja, aku hanya perlu memahami maksud-maksudNya.
hanya itu.
sesederhana itu.
**

-semoga itu hanya dulu-


dan kini,
aku telah memilih tuk menyadari dan (terus) mensyukuri,
karena ini semua garis kita.
aku tahu, garisku tak mungkin tertukar dengan garismu.
begitu juga dengan garismu, yang tak akan pernah menjadi garisku.
semuanya telah tercatat sangat apik di Lauhul MahfudzhNya.

jalani dan syukuri.
semua yang terjadi padaku-padamu-pada kita adalah anugerah,
semua itu, hanya ingin mengajak kita untuk selalu mengimaniNya, insya Allah.

**
dewasa dalam bermain rasa.
dewasa untuk memahami, menyikapi segalanya.

Maka, tak akan ada lagi keluhan pada diri.
tak akan ada lagi permusuhanhati antar pribadi.
tak akan ada lagi dilematis sana-sini.

tentang rasa, cita, dan cinta.
meski, aku belum begitu 'menyungguhi' 3kata itu.


*hhe, hanya catatan dikala ber-senandika,
dari seorang bocahhh bernama 'izzah
dinihari, jam 00.13. 220111 ^^
lagi mabit Madrasah Qiyadah Tarbawi ^^


Tuesday, January 18, 2011

‎"dan ilmu itu tidak melulu tentang gelar dan IPK, tapi bagaimana membuat ilmu menjadikan kita hamba-Nya yg bertaqwa, nampaknya".

kali ini tentang BK -

Deret huruf yang akan saya tuliskan ini akan saya dedikasikan untuk sebuah keluarga yang (baru) saya temui sekitar 2-3tahun lalu,

Mereka memang beda. Beda banget, beda aja, apalah itu, yang jelas mereka beda.

Mereka dikenal ? Jelas. Atau terkenal ? Hmm, yang jelas mereka eksis.

Mungkin sebagian orang menghargai mereka dengan ‘kejelasan’ yang mereka punya, lewat keunikan yang mereka miliki, lewat ke-kritis-kreatif-skeptis-eksis-annya, gaya mereka.

Juga lewat beragam sisi positif yang mereka miliki.

Tapi sayang, bagi orang2 yang memandang mereka sebelah mata, sebaliknya, mereka pasti akan dinilainya : bandel, gak bisa diatur, frontal, gak nurut, apalaaah itu, intinya: rusuh.

 

Huh, andai saja, orang-orang bisa melihat mereka secara lebih dekat, lebih detail, lebih mendalam, lebih kompre, mungkin orang2 akan bisa menghargai mereka, dan mengakui kelebihan2 yang (sebenarnya) mereka punya.

 

**

Dan tentu,

anda pasti tahu siapa mereka itu .

ya. mereka itulah keluarga yang baru saya temui sekitar 2-3 tahun lalu.

: BK Reg 2008 ^^

 

**

 

hmm,, gatau kenapa,

gw jadi tambah sayang gitu sama kalian.

gak boong dehh. 

 

hmm, sebetulnya, gw udah pengen buat ni tulisan dari beberapa minggu yang lalu, tapi ternyata, takdir baru menyempatkan gw buat nulis beginian sekarang.

entah karena kabar2 buruk yang gw denger dari beberapa hari lalu atau apa, heheh, lebay.

 

**

gak terasa ya, ternyata kita udah mau semester enam aja.

dan semester lima ini, ahh..

males yah dibahas lagii.

kalo buat diri gw pribadi, semester ini jadi mimpi buruk buat gw.

turuuuuuuuunnn sangat, bayangin aja dari IP 4, pas ambil SP hhoo, sekarang 3-pun gak nyampe. 

gatau dehh siapa yang salah, mungkin emang gw yang dodol, gw yang gak serius, gw yang maugakmau, gw yang…

Ahh,  tapi hukum stimulus-respon jelas sangat berpengaruh, kan ?

jadi yang salah ? hmm,, teman2 silahkan menilai dah.

 

kayaknya gak perlu lama-lama kita ‘terpukau’ dengan apa yang sudah terjadi.

Sekarang,

kalo bahasanya SO7, tinggal gimana caranya kita –melompat lebih tinggi- , jiaa..

biar kita bisa PPL bareng, lulus bareng, cumlaude bareng, hhoho.. aamiin..aamiin..

(jangan kayak gini, sekarang mah kita –cumilaut- jama’aahan), hhe.

 

**

walaupun awalnya gak minat sama sekali ama dunia BK ini, walaupun belajarnya suka (sering) ogah2an, walaupun gw masih suka mikir : “Ah, kenapa gw disini yaa?”

walaupun semester ini jelas2 bakal ngotorin transkip nilai gw nantinya, tapi disisi lain, sejujurnya, gw sayaaaang sama keluarga BK-R-duaribudelapan ini, gw juga mulai jatuh cinta ama BK sejak kuliah2 kita yang hubungannya ama konsep dan pengembangan diri, konseling, juga filsafat2 gitulah. Tapi justru, gw gak suka mata kuliah yang kaitannya ama teknis BK dilapangan nantinya, macam : DDBK, MBK, LLBK, atau opolah itu. haha.

*odonk bet ya..

 

**

kelak,

pasti gw bakalann kangeeeeeeennnnn banget sama hangat-gilanya keluarga ini,

sama ketawa bareng, sama nangis bareng (emang pernah ya ? pernah, waktu terapi musik KI, hho), sama kuliah bareng, sama rusuh bareng, sama dengerin berisiknya pedagang2 di kelas, hhe piss ^^v.

 

jangankan nanti, sekarang aja, gw kangen sama kuliah2nya bu Retty, mbak Happy, yang bener2 disitu kita jadi keluarga bareng, dengerin curhatannya temen2, saling menguatkan, saling men-support, sharing2, saling belajar, ahh.. konselor sejati banget rasanya.

 

gw juga kangen, ama perkuliahan yang bener2 menghargai kita sebagai mahasiswa. Bukan seenaknya nyuruh kita duduk nunggu menanti ketidakjelasan –apa yang dinanti-.

halah..

**

hanya sebentuk visualisasi hati dari seorang ‘izzah ^^ (apa jeje?!)


-izzah dengan gaya bahasa yang berbeda, hoho

Wednesday, January 12, 2011

saat-saat

ada saat-saat,

saat tawa begitu mekar merekah,

begitu bahagianya,

padahal kau tahu,

sumbernya bukan imani,

kalau sudah begitu,

masihkah kau anggap itu bahagia ?

 

ada saat-saat,

saat kau berpikir keras 'tuk ketahui suatu,

sembari mencari tahu kesini kesitu,

tapi justru,

itu yang membuat habis waktu,

memikirkan apa2 yang seharusnya tidak kau pikirkan..

 

ada juga saat-saat,

saat kau merasa sangat beruntung,

(justru) karena kau tak tau-menau soal itu,

 

lantas, jadinya bersyukur,

sebab, Ia hanya akan membuatmu tahu,

pada waktu yang Ia Maha Tahu,

kapan kau harus tahu........

 

hari ke-11, di duaribusebelas.

 

* kau tak perlu memikirkan apa2 yang seharusnya tidak kau pikirkan, Zah, Plissssssssssssss !

masih banyak yang (seharusnya) kau pikirkan !

me-langit-kan

Dia selalu punya cara paling keren dalam menjawab apa2 yang telah kita langitkan.
Maka, langitkan saja, meski hanya dalam bisikan tak sengaja, dan bersiaplah mendapat jawaban terbaikNya.

Percaya kan dengan kekuatan melangit itu?
Maka jangan pernah bosan untuk melangitkan.

Langitkan saja, langitkan tanpa ragu,
langitkan dengan keyakinan penuh,
langitkan dengan ruh,
langitkan dengan penuh harap, takut, dan cinta..

Biarkan saja, bersabar dulu.
Biarkan ia-nya melangit (dulu).
Mungkin sekarang belum saatnya ia membumi.
Mungkin baru esok, atau nanti2..
Yang penting yakini, percayai, kalau ini caraNya menguji kesabaran kita, mengajari kita, mengajak kita untuk selalu mampu tersenyum dan tersenyum. ^^
sebelum, saat, dan setelahnya,
tersenyum..
Walau hanya sebatas menanti..

*setelah usaha penuh tentunya, hohoo.. :)

Sunday, January 2, 2011

"Kau tempatkan Tuhanmu, di sisa-sisa harimu. Gesa. Buru. Di sudut ruanganmu. Kusam. Debu. Tetapi kau memaksa-Nya, untuk menempatkanmu di sisi-Nya. Persis di sebelah. Dekat sekali, dekat. Bersama Rasul-Nya. Berharap Mereka sudi bersuka ria bersamamu, dalam keabadian." *nemu aja.. :)

tidakpernahadayangkebetulan..

kumulusdalamimaji

ia, kumulus senja.

Mengajak bicara.

Dalam hening perjalanan.

 

Desis angin, menguak suatu rahasia, dalam doa.

Terdengar oleh para malaikat, ikut mengamini.

 

ia, kumulus senja.

Menemani dalam sendiri.

Tiada lagi sepi.

Tapi sebentar lagi ia tiada.

Bergantian dengan tetesan air.

 

ia, berubah jadi hujan.

Hanya sesaat. Sekejap.

Cerah lagi.

 

ia, bergantikan pelangi.

Secepat itu, sekejapan mata.

##

apa sih yang gakbisa kalau ALLAH mau?

 

Seperti mood yang, semakin terasa sekali, cepat sekali ia berubah.

 

*hanya sedang berimaji.

Masih ada waktu, bukan untuk di-rela-kan begitu saja.

 

#sudah lama, langitmalamku, sepi sekali.

Sebagai ganti, ternyata sore2 mencuri pandang melirik kumulus, seru jugaa,

buat kamu yang (katanya) aktivis, pliss ini amanahmu juga

“dia kan kerjaannya belajar doang…”

“yaa wajar ajaa..”

 

dueng dueng, sebelum ikutan manggut2 mendengar statement diatas.

solilokui dulu.

 

melompat-lompat.

itu yang mungkin selalu menjadi aktivitas-mu setiap harinya, wahai para aktivis..

hidupmu bukan cuma dikelas,

tapi sekre ini-itu,

atau mushalla fakultasmu,

atau masjid kampusmu,

atau mungkin masjid sekolahmu dulu,

atau ruang2 serba(guna) hadiri acara ini-itu

atau selasar2 tempat kajian itu-diskusi ini

atau perpus,,

atau..

masih banyak lagi tempat-tempat yang jadi daftar tempat yang harus kau datangi demi memanfaatkan –masa mudamu-

 

melompat-lompat.

dari satu pos ke pos yang lainnya.

meski tak bisa lama hinggap.

tapi kehadiranmu tak bisa didelegasikan oleh yang lain.

harus dirimu.

ini tugasmu.. dan itu juga kewajibanmu.

ini tanggungjawabmu..tapi itu juga menuntut hakmu.

Jadi ?

**

huahh.

sampai kini, penyakit deadliners belum juga hilang dalam diri saya.

 

status saya dikampus sampai kini masih sama : mahasiswi.

tapi, lebih dari itu semua,

sebelum dan setelah menjadi mahasiswi, saya ini sebagai : da’i.

nahnu du’at qabla kulli syaii.

nah, saya jadi teringat nasihat seorang ustaadz,

: kalian itu bukan mahasiswa yang berdakwah, tapi kalian adalah  da’i yang kuliah :

Pernyataan itu memang telah mewakili semua bagian yang awalnya ingin saya tulis.

tapi, ah biarlah, biarkan jari-jemari ini terus menuliskan apa yang ingin ia torehkan, sekedar berbagi..

toh, menulis pada akhirnya adalah satu bentuk remind buat diri sendiri.

ya gak , Zah ?^^

 

**

Oleh sebab, kita bukan mahasiswa yang berdakwah, tapi kita adalah  da’i yang kuliah.

Justru karena alasan itu, harusnya…

harusnya saya bukan lagi orang2 yang membenarkan :

“dia kan kerjaannya belajar doang… ya wajar ajaa..”

 

hua… justru karena kita bukan mahasiswa yang berdakwah, tapi kita adalah  da’i yang kuliah.,

harusnya saya ada di garda terdepan urusan ini-itu.

dasarnya kan jelaas : fastabiqul khairaat.

Harusnya… saya harus benar2 disiplin dalam menyelesaikan tugas2 macam itu.

ya. tugas kuliah.

bukan menjadi orang yang paling akhir mengumpulkan, apalagi melewati batas akhir.

Harusnya… saya bukan menjadi orang yang duduk di paling pojok belakang di kelas. (gara2 datang terlambat)

Harusnya ini – Harusnya itu.

kesemua -harusnya- dalam bentuk paling ideal.

 

Susah memang,

, tapi bisa.

kuncinya ya cuma satu : MAU

 

kesemua ini bukan demi siapa2, tapi demi diri sendiri dalam peningkatan kompetensi.

 

lalu tentang,

tentang amanah ini-itu.

mungkin itu yang (kadang) menjadi alasan, atau dijadikan alasan ?

haah, itu hanya masalah konsekuensi.

konsekuensi yang memang harus diambil setelah kau memilih jalan ini,

jalan juang ini.

memang begini medannya. siapa bilang manis ?

pahiiiit… memang pahit.

tapi ini belum ada apa-apanya dibanding medan Rasul dan Para Sahabat menebar Diinul Islaam di muka bumi.

Maka tak bijak jika kau jadikan ini sebagai alasan.

atau, perlu pengulangan sekali lagi ?

; kita bukan mahasiswa yang berdakwah, tapi kita adalah  da’i yang kuliah.

  

Barakallahu lakum.

semoga Allah memberkahi setiap langkahmu pada jalan ini, jalanjuang ini.

 

karena kesemuanya itu,

adalah amanahmu juga.

amanah LD – amanah siyasah – amanah akademis – amanah ‘ananda’ pada ayah-bunda. 

atau amanah-amanah lainnya,

yang ‘hinggap sejenak’ dibahumu.

sejenak saja, karena nanti, ia-nya juga akan meminta pertanggungjawabanmu,

tanggung jawabmu, semuanya, sedetail-detailnya.

 

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”

(QS. An Nahl ; 125)

 

tetaplah menjadi teladan,

sebab teladan akan lebih mengena.

dibanding kata, dibanding retorika..

 

“Ini salah satu musykil pelik yang menimpa struktur psikologis kepribadian kita kaum muslim. Kehendak (iradah) kita selalu menderita satu dari dua penyakit ini: terlalu lemah atau cepat puas. Kemauan kita sering terlalu lemah dan tidak memiliki daya dorong yang dapat menggerakkan fisik kita. Ini ditandai dengan kecenderungan kuat untuk malas, santai, dan senang pada yang ‘biasa-biasa’ saja. Kadang ada kemauan berbuat. Tapi proses kreatif kita dalam berbuat dan berkarya sering terputus di jalan, karena terlalu cepat puas. Misalnya seorang gembong sekuler di negeri kita yang ketika kumpulan tulisannya dibukukan, ia segera merasa diri telah jadi pemikir. Padahal tulisan-tulisan itu dikumpulkan dengan rentang waktu 15 tahun.

Kedua gejala penyakit yang menimpa kemauan kita ini, adalah dari psikologis masyarakat terbelakang. Ia bukan saja menimpa masyarakat awam, tapi sering juga menimpa cendekiawan, bahkan juga para du’at. Mungkin ada baiknya merenungi kata seorang penyair Arab: Bila jiwa itu besar, raga akan lelah mengikuti kehendaknya.”

(Arsitek Peradaban, Anis Matta)


*al ‘izz…

ditengah tugas2yangmasihmenanti, uasyangjugaakanbertamudiduatigapekanjanuari, peer2 lainnya juga masih menunggu kerjanyatamu, Zah….!

Bismillah, senyumin aja dulu,

biar berkah ^^