Monday, August 30, 2010

tersisa 10 hari lagi... ayo ayo ayo... purnama-kan diri :)

Tuesday, August 24, 2010

kita, berbeda

Nyatanya, kita berbeda di lima huruf itu.

P.U.L.U.H

 

Dua untukku.

Dua Puluh untukmu.

 

Aku, menatapmu.

Kau memang belum berhenti. Kau masihsenantiasa berlari. Berlari. Tak berhenti. Mengejar-Menggapai. Mimpi. Ya !Mimpimu, selesaikan tigapuluh itu. Dan setelah itu, aku percaya..

kau pandai menjaga.

 

Di 'dunia' yang berbeda denganmu. Kudapati diriku. Sama, sepertimu. Berlari dan terus berlari. Tapi, kita berbeda.Seringkali aku terjatuh. Lama terhenti. Tak bangkit-bangkit. Menoleh kanan-kiri.Lalu, tunduk. Terputuskan asa. Berbisik, lirih.. "Mungkinkah, pantaskah, aku ?"

Aaahhhh... tapi ternyata telah banyaktatapan yang menoleh ke arahku, dan berkata 'Ayooo Zah.. kau bisa !'

Ku layangkan lagi asa itu. Ku sampaikanpadaMu. Izinkan aku juga, Rabbii...

kapanpun itu.

 

Ramadhaan, 1431 H



Tuhan Sembilan Senti (Taufiq Ismail)

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

 

Di sawah petani merokok,

di pabrik pekerja merokok,

di kantor pegawai merokok,

di kabinet menteri merokok,

di reses parlemen anggota DPR merokok,

 

di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,

hansip-bintara-perwiranongkrong merokok,

di perkebunan pemetik buah kopi merokok,

di perahu nelayan penjaring ikan merokok,

di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,

di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

 

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

 

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,

di ruang kepala sekolah ada guru merokok,

di kampus mahasiswa merokok,

di ruang kuliah dosen merokok,

di rapat POMG orang tua murid merokok,

di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

 

Di angkot Kijang penumpang merokok,

di bis kota sumpek yang berdiri yang dudukorang bertanding merokok,

di loket penjualan karcis orang merokok,

di kereta api penuh sesak orang festival merokok,

di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,

di andong Yogya kusirnya merokok,

sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

 

Negeri kita ini sungguh nirwanakayangan para dewa-dewa bagi perokok,

tapi tempat cobaan sangat beratbagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,diam-diam menguasai kita,

 

Di pasar orang merokok,

di warung Tegal pengunjung merokok,

di restoran di toko buku orang merokok,

di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah metertak tertahankan asap rokok,

 

bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun

menderita di kamar tidur

ketika melayani para suami yang bau mulut

dan hidungnya mirip asbak rokok,

 

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang

bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,

tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya

mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,

kita ketularan penyakitnya.

Nikotin lebih jahat penularannya

ketimbang HIV-AIDS,

 

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur

di dunia,

dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,

 

Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,

di apotik yang antri obat merokok,

di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,

di ruang tunggu dokter pasien merokok,

dan ada juga dokter-dokter merokok,

 

Istirahat main tenis orang merokok,

di pinggir lapangan voli orang merokok,

menyandang raket badminton orang merokok,

pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,

panitia pertandingan balap mobil,

pertandingan bulutangkis,

turnamen sepakbola

mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

 

Di kamar kecil 12 meter kubik,

sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,

di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,

di ruang sidang ber-AC penuh,

dengan cueknya, pakai dasi,

orang-orang goblok merokok,

 

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'imsangat ramah bagi orang perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

 

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

 

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,

duduk sejumlah ulama terhormat merujuk

kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.

 

Mereka ulama ahli hisap.

Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.

Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka

terselip berhala-berhala kecil,

sembilan senti panjangnya,

putih warnanya,

ke mana-mana dibawa dengan setia,

satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

 

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,

tampak kebanyakan mereka

memegang rokok dengan tangan kanan,

cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.

 

Inikah gerangan pertandayang terbanyak kelompok ashabul yamiin

dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

 

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.

Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz.

 

Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.

Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.

Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.

 

Kalau tak tahan,

Di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz.

 

25 penyakit ada dalam khamr.

Khamr diharamkan.

 

15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).

Daging khinzir diharamkan.

 

4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.

Patutnya rokok diapakan?

 

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.

Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.

Mohon ini direnungkan tenang-tenang,

karena pada zaman Rasulullah dahulu,

sudah ada alkohol,

sudah ada babi,

tapi belum ada rokok.

 

Jadi ini PR untuk para ulama.

Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,

Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,

jangan,

 

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.

Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,

yaitu ujung rokok mereka.

 

Kini mereka berfikir.

Biarkan mereka berfikir.

Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,

dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

 

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,

sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.

 

Korban penyakit rokok

lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,

lebih gawat ketimbang bencana banjir,

gempa bumi dan longsor,

cuma setingkat di bawah korban narkoba,

 

Pada saat sajak ini dibacakan,

berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,

jutaan jumlahnya,

bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,

dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,

diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

 

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,

tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,

karena orang akan khusyuk dan fana

dalam nikmat lewat upacara menyalakan api

dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

 

Rabbana,

beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini...

Aamiin.

hidup adalah belajar.. belajar bersyukur meski tak cukup, belajar ikhlas meski tak rela, belajar taat meski berat, belajar memahami meski tak sehati, belajar sabar meski terbebani.. Belajar dan terus belajar .. !

Thursday, August 19, 2010

My heart is loving You My heart is just for You Knowing You... Allah I will try to get close to You Let us find the way to know our God Feel the tortures of hell's fire Think of pleasures of paradise Find the way to get Allah's love

Thursday, August 12, 2010

Ramadhaan : tawazzun !

Ramadhaan kali ini : mengajariku betul.. tentang sebuah pentawazzun-an.

Bukan! Bukan sekedar konsep, rekan...

tapi ini adalah suatu bentuk praktik.

yaa..!

Tak sebatas menganga pada teori. Tapi menjadi satu bentuk pembuktian diri.

dan ‘azzamku : Betapa tak ingin menyia-nyiakan Ramadhaan kali ini.

Karena mungkin, ini menjadi Ramadhaan terakhir dalam hidupku.

Tawazzun: dengan berbagai targetan ramadhaan yang telah di rancang, bersama Qur’an, Sunnah, perluas Tsaqafah, Fikrah, Istiqamah dalam Amanah Dakwah, dan ya, tak lupa... Birrul Walidain  !

Oh.. bukan,, bukan sebatas mengejar target. Tapi bukankah ini adalah sebuah strategi ? Dalam ajang kompetisi yang Dia gelar untuk kita semua, demi mendapatkan sebuah medali, “La’allakum Tattaquun...”

 

dan kau Zah..

sudah sejauh manakah kau berlari dalam kompetisi ini ???

Tuesday, August 10, 2010

The 'Azzam : Tak ingin sia-siakan waktu di momentum terindah ini ^^

Sunday, August 8, 2010

Ramadhaan.. Ramadhaan.. Ramadhaan....